Dunia Binatang
Sabtu, 03 Agustus 2013
Diposting oleh
Nae_28Agustin
di
02.08
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Rabu, 06 Maret 2013
Binatang khas Sumatera utara
Burung Beo Nias
Beo nias (sering disebut juga sebagai Ciong atau Tiong; Inggris, Common Hill Myna) merupakan salah satu subspesies (anak jenis) burung beo yang hanya terdapat (endemik) di pulau Nias, Sumatera Utara. Beo nias yang mempunyai ukuran paling besar dibandingkan subspesies beo lainnya paling populer dan banyak diminati oleh para pencinta burung sebagai Hewan Peliharaan lantaran kepandaiannya dalam menirukan berbagai macam suara termasuk ucapan manusia. Sayang, beo nias yang endemik Sumatera Utara ini semakin hari semakin langka.
Beo nias (Gracula religiosa robusta) termasuk burung berukuran sedang dengan panjang tubuh sekitar 40 cm. Ukuran beo nias lebih besar dari pada jenis beo lainnya. Bagian kepala burung beo nias berbulu pendek. Sepanjang cuping telinga beo nias menyatu di belakang kepala yang bentuknya menggelambir ke arah leher.
Di bagian kepala beo nias juga terdapat sepasang pial yang berwarna kuning dan terdapat di sisi kepala. Iris mata burung endemik ini berwarna coklat gelap. Paruhnya runcing berwarna kuning agak oranye. Hampir seluruh badan beo nias tertutup bulu yang berwarna hitam pekat, kecuali pada bagian sayap yang berbulu putih. Kaki burung endemik nias ini berwarna kuning dengan jari-jari berjumlah empat. Tiga jari di antaranya menghadap ke depan, sedangkan sisanya menghadap ke belakang.
Beo nias (Gracula religiosa robusta) hidup secara berpasangan atau berkelompok. Burung pengicau endemik pulau Nias ini biasa bersarang dengan membuat lubang pada batang pohon yang tinggi dan tegak. Burung beo nias adalah pemakan buah-buahan dan sesekali memakan serangga.
Ciri yang membedakan burung beo nias dengan jenis beo lainnya adalah ukuran tubuhnya yang lebih besar serta sepasang gelambir cuping telinga berwarna kuning pada Beo Nias yang menyatu sedangkan beo biasa terpisah.
Beo nias (sering disebut juga sebagai Ciong atau Tiong; Inggris, Common Hill Myna) merupakan salah satu subspesies (anak jenis) burung beo yang hanya terdapat (endemik) di pulau Nias, Sumatera Utara. Beo nias yang mempunyai ukuran paling besar dibandingkan subspesies beo lainnya paling populer dan banyak diminati oleh para pencinta burung sebagai Hewan Peliharaan lantaran kepandaiannya dalam menirukan berbagai macam suara termasuk ucapan manusia. Sayang, beo nias yang endemik Sumatera Utara ini semakin hari semakin langka.
Beo nias (Gracula religiosa robusta) termasuk burung berukuran sedang dengan panjang tubuh sekitar 40 cm. Ukuran beo nias lebih besar dari pada jenis beo lainnya. Bagian kepala burung beo nias berbulu pendek. Sepanjang cuping telinga beo nias menyatu di belakang kepala yang bentuknya menggelambir ke arah leher.
Di bagian kepala beo nias juga terdapat sepasang pial yang berwarna kuning dan terdapat di sisi kepala. Iris mata burung endemik ini berwarna coklat gelap. Paruhnya runcing berwarna kuning agak oranye. Hampir seluruh badan beo nias tertutup bulu yang berwarna hitam pekat, kecuali pada bagian sayap yang berbulu putih. Kaki burung endemik nias ini berwarna kuning dengan jari-jari berjumlah empat. Tiga jari di antaranya menghadap ke depan, sedangkan sisanya menghadap ke belakang.
Beo nias (Gracula religiosa robusta) hidup secara berpasangan atau berkelompok. Burung pengicau endemik pulau Nias ini biasa bersarang dengan membuat lubang pada batang pohon yang tinggi dan tegak. Burung beo nias adalah pemakan buah-buahan dan sesekali memakan serangga.
Ciri yang membedakan burung beo nias dengan jenis beo lainnya adalah ukuran tubuhnya yang lebih besar serta sepasang gelambir cuping telinga berwarna kuning pada Beo Nias yang menyatu sedangkan beo biasa terpisah.
Diposting oleh
Nae_28Agustin
di
22.18
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
5 Binatang khas provinsi Bali,NTB,NTT,dan Maluku
1.Burung Jalak Bali
Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang lebih kurang 25cm, dari suku Sturnidae. Jalak Bali memiliki ciri-ciri khusus, di antaranya memiliki bulu yang putih di seluruh tubuhnya kecuali pada ujung ekor dan sayapnya yang berwarna hitam. Bagian pipi yang tidak ditumbuhi bulu, berwarna biru cerah dan kaki yang berwarna keabu-abuan. Burung jantan dan betina serupa.
Endemik Indonesia, Jalak Bali hanya ditemukan di hutan bagian barat Pulau Bali. Burung ini juga merupakan satu-satunya spesies endemik Bali dan pada tahun 1991 dinobatkan sebagai lambang fauna Provinsi Bali. Keberadaan hewan endemik ini dilindungi undang-undang. Jalak Bali ditemukan pertama kali pada tahun 1910. Nama ilmiah Jalak Bali dinamakan menurut pakar hewan berkebangsaan Inggris, Walter Rothschild, sebagai orang pertama yang mendeskripsikan spesies ini ke dunia pengetahuan pada tahun 1912.
Karena penampilannya yang indah dan elok, jalak Bali menjadi salah satu burung yang paling diminati oleh para kolektor dan pemelihara burung. Penangkapan liar, hilangnya habitat hutan, serta daerah burung ini ditemukan sangat terbatas menyebabkan populasi burung ini cepat menyusut dan terancam punah dalam waktu singkat. Untuk mencegah hal ini sampai terjadi, sebagian besar kebun binatang di seluruh dunia menjalankan program penangkaran jalak Bali.
2. Nusa Tenggara Barat-Rusa Timor
Rusa timor merupakan salah satu rusa asli Indonesia selain rusa bawean, sambar, dan menjangan. Rusa timor yang mempunyai nama latin Cervus timorensis diperkirakan asli berasal dari Jawa dan Bali, kini ditetapkan menjadi fauna identitas provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Rusa timor sering juga disebut sebagai rusa jawa. Dalam bahasa Inggris, rusa timor mempunyai beberapa sebutan seperti Javan Rusa, Javan Deer, Rusa, Rusa Deer, dan Timor Deer. Rusa timor, mempunyai bulu berwarna coklat kemerah-merahan hingga abu-abu kecoklatan dengan bagian bawah perut dan ekor berwarna putih.
Rusa timor dewasa mempunyai panjang badan berkisar antara 195-210 cm dengan tinggi badan mencapai antara 91-110 cm. Rusa timor mempunyai berat badan antara 103-115 kg walaupun rusa timor yang berada dipenangkaran mampu memiliki bobot sekitar 140 kg. Ukuran rusa timor ini meskipun kalah besar dari sambar (Cervus unicolor) namun dibandingkan dengan rusa jenis lainnya seperti rusa bawean, dan menjangan, ukuran tubuh rusa timor lebih besar.
3. Nusa Tenggara Timur-Komodo
Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora.
Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.
Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.
4. Maluku Utara-Bidadari Halmahera
Burung Bidadari Halmahera, Semioptera wallacii adalah jenis cendrawasih berukuran sedang, sekitar 28cm, berwarna cokelat-zaitun. Cendrawasih ini merupakan satu-satunya anggota genus Semioptera. Burung jantan bermahkota warna ungu dan ungu-pucat mengkilat dan warna pelindung dadanya hijau zamrud. Cirinya yang paling mencolok adalah dua pasang bulu putih yang panjang yang keluar menekuk dari sayapnya dan bulu itu dapat ditegakkan atau diturunkan sesuai keinginan burung ini. Burung betinanya yang kurang menarik berwarna cokelat zaitun dan berukuran lebih kecil serta punya ekor lebih panjang dibandingkan burung jantan.
George Robert Gray dari Museum Inggris menamai jenis ini untuk menghormati Alfred Russel Wallace, seorang naturalis Inggris dan pengarang buku The Malay Archipelago, orang Eropa pertama yang menemukan burung ini pada tahun 1858.
Burung Bidadari Halmahera adalah burung endemik kepulauan Maluku dan merupakan jenis burung cenderawasih sejati yang tersebar paling barat. Makanannya terdiri dari serangga, artropoda, dan buah-buahan.
5. Maluku-Nuri Raja Ambon
Burung Nuri Raja Ambon (Alisterus amboinensis) layak menjadi burung khas Maluku. Burung berparuh bengkok yang sering disebut Nuri Raja saja ini memang ditetapkan menjadi fauna identitas provinsi Maluku. Anugerah yang pantas bagi burung Nuri Raja yang mempunyai bulu indah ini meskipun terkesan norak. Bulu pada kepala dan dada burung Nuri Raja Ambon berwarna merah. Sayapnya berwarna hijau. Sedangkan bagian punggung bagian atas berwarna biru menyala dan ekor mempunyai warna biru atau biru keunguan atau biru kehitaman.
Burung Nuri Raja Ambon sering disebut Nuri Raja saja. Hewan ini dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Moluccan King-parrot, Ambon King Parrot, atau Amboina King Parrot. Sedangkan dalam bahasa latin burung endemik Maluku ini disebut Alisterus amboinensis. Penampilan burung Nuri Raja Ambon memang khas. Selain seperti jenis burung Nuri lainnya yang mempunyai paruh bengkok, burung yang mempunyai badan sepanjang 35 cm ini memiliki bulu yang ‘semarak’ dan mencolok dengan kombinasi warna merah, hijau, dan biru.
Burung endemik yang ditetapkan sebagai maskot provinsi Maluku mendampingi Anggrek Larat sebagai flora identitas provinsinya ini hidup secara berpasangan atau dalam kelompok-kelompok kecil dengan suara kicauan yang agak ricuh. Burung Nuri Raja Ambon mengkonsumsi buah, biji, madu, dan pucuk tanaman. Burung ini tinggal di lubang-lubang pada pohon. Perkawinan terjadi sekitar pada bulan Februari hingga Maret.(**).
Sumber: Dari berbagai sumber, uniknya.com, September 2011
Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang lebih kurang 25cm, dari suku Sturnidae. Jalak Bali memiliki ciri-ciri khusus, di antaranya memiliki bulu yang putih di seluruh tubuhnya kecuali pada ujung ekor dan sayapnya yang berwarna hitam. Bagian pipi yang tidak ditumbuhi bulu, berwarna biru cerah dan kaki yang berwarna keabu-abuan. Burung jantan dan betina serupa.
Endemik Indonesia, Jalak Bali hanya ditemukan di hutan bagian barat Pulau Bali. Burung ini juga merupakan satu-satunya spesies endemik Bali dan pada tahun 1991 dinobatkan sebagai lambang fauna Provinsi Bali. Keberadaan hewan endemik ini dilindungi undang-undang. Jalak Bali ditemukan pertama kali pada tahun 1910. Nama ilmiah Jalak Bali dinamakan menurut pakar hewan berkebangsaan Inggris, Walter Rothschild, sebagai orang pertama yang mendeskripsikan spesies ini ke dunia pengetahuan pada tahun 1912.
Karena penampilannya yang indah dan elok, jalak Bali menjadi salah satu burung yang paling diminati oleh para kolektor dan pemelihara burung. Penangkapan liar, hilangnya habitat hutan, serta daerah burung ini ditemukan sangat terbatas menyebabkan populasi burung ini cepat menyusut dan terancam punah dalam waktu singkat. Untuk mencegah hal ini sampai terjadi, sebagian besar kebun binatang di seluruh dunia menjalankan program penangkaran jalak Bali.
2. Nusa Tenggara Barat-Rusa Timor
Rusa timor merupakan salah satu rusa asli Indonesia selain rusa bawean, sambar, dan menjangan. Rusa timor yang mempunyai nama latin Cervus timorensis diperkirakan asli berasal dari Jawa dan Bali, kini ditetapkan menjadi fauna identitas provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Rusa timor sering juga disebut sebagai rusa jawa. Dalam bahasa Inggris, rusa timor mempunyai beberapa sebutan seperti Javan Rusa, Javan Deer, Rusa, Rusa Deer, dan Timor Deer. Rusa timor, mempunyai bulu berwarna coklat kemerah-merahan hingga abu-abu kecoklatan dengan bagian bawah perut dan ekor berwarna putih.
Rusa timor dewasa mempunyai panjang badan berkisar antara 195-210 cm dengan tinggi badan mencapai antara 91-110 cm. Rusa timor mempunyai berat badan antara 103-115 kg walaupun rusa timor yang berada dipenangkaran mampu memiliki bobot sekitar 140 kg. Ukuran rusa timor ini meskipun kalah besar dari sambar (Cervus unicolor) namun dibandingkan dengan rusa jenis lainnya seperti rusa bawean, dan menjangan, ukuran tubuh rusa timor lebih besar.
3. Nusa Tenggara Timur-Komodo
Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora.
Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.
Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.
4. Maluku Utara-Bidadari Halmahera
Burung Bidadari Halmahera, Semioptera wallacii adalah jenis cendrawasih berukuran sedang, sekitar 28cm, berwarna cokelat-zaitun. Cendrawasih ini merupakan satu-satunya anggota genus Semioptera. Burung jantan bermahkota warna ungu dan ungu-pucat mengkilat dan warna pelindung dadanya hijau zamrud. Cirinya yang paling mencolok adalah dua pasang bulu putih yang panjang yang keluar menekuk dari sayapnya dan bulu itu dapat ditegakkan atau diturunkan sesuai keinginan burung ini. Burung betinanya yang kurang menarik berwarna cokelat zaitun dan berukuran lebih kecil serta punya ekor lebih panjang dibandingkan burung jantan.
George Robert Gray dari Museum Inggris menamai jenis ini untuk menghormati Alfred Russel Wallace, seorang naturalis Inggris dan pengarang buku The Malay Archipelago, orang Eropa pertama yang menemukan burung ini pada tahun 1858.
Burung Bidadari Halmahera adalah burung endemik kepulauan Maluku dan merupakan jenis burung cenderawasih sejati yang tersebar paling barat. Makanannya terdiri dari serangga, artropoda, dan buah-buahan.
5. Maluku-Nuri Raja Ambon
Burung Nuri Raja Ambon (Alisterus amboinensis) layak menjadi burung khas Maluku. Burung berparuh bengkok yang sering disebut Nuri Raja saja ini memang ditetapkan menjadi fauna identitas provinsi Maluku. Anugerah yang pantas bagi burung Nuri Raja yang mempunyai bulu indah ini meskipun terkesan norak. Bulu pada kepala dan dada burung Nuri Raja Ambon berwarna merah. Sayapnya berwarna hijau. Sedangkan bagian punggung bagian atas berwarna biru menyala dan ekor mempunyai warna biru atau biru keunguan atau biru kehitaman.
Burung Nuri Raja Ambon sering disebut Nuri Raja saja. Hewan ini dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Moluccan King-parrot, Ambon King Parrot, atau Amboina King Parrot. Sedangkan dalam bahasa latin burung endemik Maluku ini disebut Alisterus amboinensis. Penampilan burung Nuri Raja Ambon memang khas. Selain seperti jenis burung Nuri lainnya yang mempunyai paruh bengkok, burung yang mempunyai badan sepanjang 35 cm ini memiliki bulu yang ‘semarak’ dan mencolok dengan kombinasi warna merah, hijau, dan biru.
Burung endemik yang ditetapkan sebagai maskot provinsi Maluku mendampingi Anggrek Larat sebagai flora identitas provinsinya ini hidup secara berpasangan atau dalam kelompok-kelompok kecil dengan suara kicauan yang agak ricuh. Burung Nuri Raja Ambon mengkonsumsi buah, biji, madu, dan pucuk tanaman. Burung ini tinggal di lubang-lubang pada pohon. Perkawinan terjadi sekitar pada bulan Februari hingga Maret.(**).
Sumber: Dari berbagai sumber, uniknya.com, September 2011
Diposting oleh
Nae_28Agustin
di
22.13
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Binatang Menyerupai Manusia
1. Penemuan binatang aneh seperti seekor kupu2
Jasad
makhluk ini detemukan oleh seorang warga diatas gundukan tanah disekitar
pekarangan rumahnya. Saat pertamakali melihatnya,orang tersebut mengira jika
makhluk tersebut merupakan jasad anak kecil,jasad makhluk kecil yang
satu ini mempunyai sayap mirip dedaunan,Sayapnya juga mirip dengan struktur
sayap hewan-hewan insecta pada umumnya.
Menurut laporan dari hasil X-ray,makhluk tersebut memiliki
struktur tulang mirip dengan susunan tulang pada balita,namun pada badannya
sedikit berongga seperti jenis2 hewan insecta. Uniknya,hewan ini juga memiliki
bentuk fisik mirip dengan manusia,mempunyai 2 tangan lengkap dengan 5 jari,dua
kaki,dan pada bagian kepalanya terdapat lapisan jaringan kulit sangat tipis
yang ditumbuhi rambut berwarna pirang keemasan.tinggi badannya tergolong sangat
kecil,antara 10-20 cm .
makhluk
tersebut memilik struktur DNA mirip dengan DNA manusia, namun juga terdapat
banyak kesamaan dengan hewan-hewan insecta
2. Makhluk aneh dari Thailand
Foto2
berikut ini diabadikan oleh seorang fotografer lokal Thailand. Sekilas makhluk
aneh ini bentuknya mirip sesosok bayi manusia yang baru dilahirkan, namun Pada
bagian telinga dan kaki tampak seperti seekor hewan, atau lebih jelasnya
menyerupai seekor sapi atau kambing.
3. Ular Berkepala Manusia Joho,
Kecamatan
Kalidawir, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, digegerkan penemuan ular berkepala
mirip manusia.
Sayangnya,
mahluk aneh ini dalam keadaan mati, mengering tersimpan dalam kaca kedap udara.
Sehingga tidak bisa dipastikan apakah kepala yang menyerupai manusia itu asli
atau hanya rekayasa belaka
4. Sesosok makhluk kerdil aneh dari pinggiran Cagar Alam
Concepcion,
Santiago,Chile.
makhluk ini lebih dikenal dengan sebutan "Concepcion Creatures"
Makhluk yang mirip setengah manusia dan setengah alien ini memiliki panjang
tubuh 7,2 centimeter.Dengan ciri-ciri ukuran Kepala lebih besar daripada ukuran
tubuhnya,memiliki 2 tangan dengan panjang hampir melebihi pinggangnya dengan
jari-jari yang panjang ,serta memiliki dua kaki sama halnya dengan manusia.
Sumber : http://beda-dunia.blogspot.com/2012/12/5-mahluk-aneh-yang-ditemukan-mirip.html#ixzz2MezfmZy6
Diposting oleh
Nae_28Agustin
di
22.03
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Binatang Khas Sulawesi
Mempunyai tubuh yang menyerupai babi
namun berukuran lebih kecil. Yang membedakan dari babi dan merupakan
ciri khas, babirusa mempunyai taring panjang yang mencuat menembus
moncongnya. Lantaran bentuk tubuh dan taring yang dipunyainya hewan
endemik Sulawesi ini dinamakan babirusa.
Babirusa merupakan hewan endemik
Sulawesi, Indonesia. Babirusa yang dalam bahasa latin disebut sebagai
Babyrousa babirussa hanya bisa dijumpai di Sulawesi dan pulau-pulau
sekitarnya seperti pulau Togian, Sula, Buru, Malenge, dan Maluku.
Sebagai hewan endemik, Babirusa tidak ditemukan di tempat lainnya.
Sayangnya satwa endemik ini mulai langka.
Satwa endemik ini dalam bahasa
inggris sering disebut sebagai Hairy Babirusa, Babiroussa, Babirusa,
Buru Babirusa, ataupun Deer Hog. Sedangkan nama latin hewan yang endemik
Sulawesi, Indonesia ini disebut sebagai Babyrousa babirussa dengan
beberapa nama sinonim seperti Babyrousa alfurus (Lesson, 1827),
Babyrousa babirousa (Jardine, 1836), Babyrousa babirusa (Guillemard,
1889), Babyrousa babirussa (Quoy & Gaimard, 1830), Babyrousa frosti
(Thomas, 1920), Babyrousa indicus (Kerr, 1792), Babyrousa orientalis
(Brisson, 1762), dan Babyrousa quadricornua (Perry, 1811).
Satwa yang terancam punah ini
terdiri atas tiga subspesies yang masih bertahan hidup sampai sekarang
yaitu; Babyrousa babyrussa babyrussa, Babyrousa babyrussa togeanensis,
dan Babyrousa babyrussa celebensis serta satu subspesies yang diyakini
telah punah yakni Babyrousa babyrussa bolabatuensis.
Ciri-ciri dan Perilaku Babirusa.
Babirusa mempunyai ciri khas bentuk tubuhnya yang menyerupai babi namun
mempunyai taring panjang pada moncongnya. Hewan endemik Indonesia ini
mempunyai tubuh sepanjang 85-105 cm. Tinggi babirusa sekitar 65-80 cm
dengan berat tubuh sekitar 90-100 kg. Binatang endemik yang langka ini
juga mempunyai ekor yang panjangnya sekitar 20-35 cm.
Babirusa
(Babyrousa babirussa) memiliki kulit yang kasar berwarna keabu-abuan
dan hampir tak berbulu. Ciri yang paling menonjol dari binatang ini
adalah taringnya. Taring atas Babirusa tumbuh menembus moncongnya dan
melengkung ke belakang ke arah mata. Taring ini berguna untuk melindungi
mata hewan endemik Indonesia ini dari duri rotan.
Babirusa termasuk binatang yang
bersifat menyendiri namun sering terlihat dalam kelompok-kelompok kecil
dengan satu babirusa jantan yang paling kuat sebagai pemimpinnya.
Babirusa mencari makan tidak
menyuruk tanah seperti babi hutan, tapi memakan buah dan membelah
kayu-kayu mati untuk mencari larva lebah. Babirusa menyukai buah-buahan
seperti mangga, jamur, dan dedaunan. Satwa langka endemik Indonesia ini
suka berkubang dalam lumpur sehingga menyukai tempat-tempat yang dekat
dengan sungai.
Babirusa betina hanya melahirkan
sekali dalam setahun dengan jumlah bayi satu sampai dua ekor sekali
melahirkan. Masa kehamilannya berkisar antara 125 hingga 150 hari. Selah
melahirkan bayi babirusa akan disusui induknya selama satu bulan.
Setelah itu akan mencari makanan sendiri di hutan bebas. Hewan endemik
ini dapat bertahan hingga berumur 24 tahun.
Babirusa termasuk binatang yang
pemalu dan selalu berusaha menghindar jika bertemu dengan manusia. Namun
jika merasa terganggu, hewan endemik Sulawesi ini akan menjadi sangat
buas.
Habitat, Populasi, Persebaran,
dan Konservasi. Babirusa tersebar di seluruh Sulawesi bagian utara,
tengah, dan tenggara, serta pulau sekitar seperti Togian, Sula, Malenge,
Buru., dan Maluku. Satwa langka endemik ini menyukai daerah-daerah
pinggiran sungai atau kubangan lumpur di hutan dataran rendah.
Beberapa wilayah yang diduga
masih menjadi habitat babirusa antara lain Taman Nasional Bogani Nani
Wartabone dan Cagar Alam Panua. Sedangkan di Cagar Alam Tangkoko, dan
Suaka Margasatwa Manembo-nembo satwa unik endemik Sulawesi ini mulai
langka dan jarang ditemui.
Populasinya hingga sekarang
tidak diketahui dengan pasti. Namun berdasarkan persebarannya yang
terbatas oleh IUCN Redlist satwa endemik ini didaftarkan dalam kategori
konservasi Vulnerable (Rentan) sejak tahun 1986. Dan oleh CITES binatang
langka dan dilindungi inipun didaftar dalam Apendiks I yang berarti
tidak boleh diburu dan diperdagangkan.
Berkurangnya populasi babirusa
diakibatkan oleh perburuan untuk mengambil dagingnya yang dilakukan oleh
masyrakat sekitar. Selain itu deforestasi hutan sebagai habitat utama
hewan endemik ini dan jarangnya frekuensi kelahiran membuat satwa
endemik ini semakin langka.
Babirusa tentunya tidak akan
bisa ditemui di negara manapun selain di negeri kita. Jika kita masih
tetap tidak peduli tentunya seluruh umat di bumi akan kehilangan.
Biasanya, sesuatu baru terasa berharga jika sesuatu itu telah tidak ada.
Akankah hal ini berlaku pada sang endemik Indonesia, babirusa?
Diposting oleh
Nae_28Agustin
di
21.52
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Binatang Khas Indonesia
1.Komodo
Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora.Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil.[4][5] Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.
2. Burung Cendrawasih
Burung-burung cendrawasih merupakan anggota famili Paradisaeidae dari ordo Passeriformes. Mereka ditemukan di Indonesia timur, pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini, dan Australia timur. Burung anggota keluarga ini dikenal karena bulu burung jantan pada banyak jenisnya, terutama bulu yang sangat memanjang dan rumit yang tumbuh dari paruh, sayap atau kepalanya. Ukuran burung cendrawasih mulai dari Cendrawasih Raja pada 50 gram dan 15 cm hingga Cendrawasih Paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan Cendrawasih Manukod Jambul-bergulung pada 430 gram.Burung cendrawasih yang paling terkenal adalah anggota genus Paradisaea, termasuk spesies tipenya, cendrawasih kuning besar, Paradisaea apoda. Jenis ini dideskripsikan dari spesimen yang dibawa ke Eropa dari ekpedisi dagang. Spesimen ini disiapkan oleh pedagang pribumi dengan membuang sayap dan kakinya agar dapat dijadikan hiasan. Hal ini tidak diketahui oleh para penjelajah dan menimbulkan kepercayaan bahwa burung ini tidak pernah mendarat namun tetap berada di udara karena bulu-bulunya. Inilah asal mula nama bird of paradise (‘burung surga’ oleh orang Inggris) dan nama jenis apoda – yang berarti ‘tak berkaki’.Banyak jenis mempunyai ritual kawin yang rumit, dengan sistem kawin jenis-jenis Paradisaea adalah burung-burung jantan berkumpul untuk bersaing memperlihatkan keelokannya pada burung betina agar dapat kawin. Sementara jenis lain seperti jenis-jenis Cicinnurus dan Parotia memiliki tari perkawinan yang beraturan. Burung jantan pada jenis yang dimorfik seksual bersifat poligami. Banyak burung hibrida yang dideskripsikan sebagai jenis baru, dan beberapa spesies diragukan kevalidannya. Jumlah telurnya agak kurang pasti. Pada jenis besar, mungkin hampir selalu satu telur. Jenis kecil dapat menghasilkan sebanyak 2-3 telur(Mackay 1990).
3. Harimau Bali
Harimau Bali (Panthera tigris balica) adalah subspesies harimau yang sudah punah yang dapat ditemui di pulau Bali, Indonesia. Harimau ini adalah salah satu dari tiga sub-spesies harimau di Indonesia bersama dengan harimau Jawa (juga telah punah) dan harimau Sumatera (spesies terancam)Harimau ini adalah harimau terkecil dari tiga sub-spesies; harimau terakhir ditembak pada tahun 1925, dan sub-species ini dinyatakan punah pada tanggal 27 September 1937. Karena besar pulau yang kecil, hutan yang terbatas, populasi yang tidak pernah lebih besar dan dianggap tidak ada yang selamat hari ini.Spesies ini punah karena kehilangan habitat dan diburu.
4. Badak Sumatera
Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) adalah satu-satunya badak bercula dua tinggal di Asia. Mereka saat ini terdaftar dalam golongan hampir punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan merupakan salah satu mamalia yang paling langka ditemukan di alam liar. Mereka telah diburu sampai mendekati kepunahan, terutama untuk tanduk yang diyakini memiliki sifat obat dan juga digunakan untuk diukir. Ada juga masalah dengan habitat alami mereka ditebang untuk membuat jalan bagi industri dan pertanian. Badak Sumatera ditemukan di hutan hujan tropis di daerah-daerah terisolir di Indonesia. Mereka paling aktif di malam hari, makan di pagi dan sore hari, dan menghabiskan sebagian besar hari dan beristirahat di kolam lumpur. Mereka telah tercatat bermigrasi, menghabiskan lebih sejuk bulan di lembah-lembah dataran rendah dan menghabiskan bagian panas tahun di daerah pegunungan. Setiap badak akan memiliki rumah daerah, sering tumpang tindih, yang berisi jilatan, yang tampaknya menjadi penting untuk kelangsungan hidup mereka. Mereka sangat teritorial, dan anggota dari kedua jenis kelamin mengikis tanah dan menggunakan air seni dan kotorannya untuk menandai wilayah mereka. Diperkirakan bahwa ada kurang dari 300 saat ini tinggal di alam bebas. Sayangnya, mereka adalah makhluk kebiasaan dan sering kembali ke tempat yang sama, dan para pemburu mudah mengambil keuntungan dari hal ini. Badak Sumatra adalah khas dalam bahwa mereka ditutupi rambut, tidak seperti anggota lain spesies. Rambut mereka panjang, berbulu, dan berwarna coklat kemerahan dengan bersembunyi di bawahnya menjadi kelabu seperti warna dan berlapis baja. Kedua jenis kelamin memiliki dua tanduk yang tumbuh keluar dari hidung mereka, dan tanduk depan terasa lebih besar daripada bagian belakang klakson. Jantan ‘tanduk agak lebih besar daripada betina’. Mereka dapat mencapai ketinggian orang dewasa penuh sekitar 8-10 kaki (2-3 meter) dengan tinggi bahu sekitar 4 kaki (135 cm). Mereka memiliki ekor relatif panjang, berukuran sekitar 20 inci (50 cm). Sangat kekar binatang, mereka dapat mencapai bobot dewasa sekitar 1000 kg (2200 pounds).
Diposting oleh
Nae_28Agustin
di
21.48
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
7 Hewan Tercepat di Dunia
1. CHEETAH - 70 Mil/jam (112 Km/jam)
Cheetah adalah mahluk hidup tercepat yang pernah hidup didaratan, bisa mencapaikecepatan 112 km/jam sampai 120 km/jam hanya
pada lintasan sepanjang 460m (500yard), kemampuannya berakselerasi juga
tidak bisa ditandingi mahluk hidup apapun, cheetah bisa mencapai
kecepatan dari 0 km/jam sampai 110 km/jam hanya dalam waktu 3 detik!
2. ANTELOP - 61 Mil/jam (80 Km/jam)
Binatang ini
juga ditenggarai sebagai second fastest animal di dunia, kecepatan
maksimal binatang ini sangat sulit untuk dipastikan secara akurat, itu
karena tiap individu binatang ini memilik kemampuan yang berbeda beda,
binatang ini juga memiliki kemampuan sprint lebih lama karena didukung
ruang paru paru dan jantung yang lebih besar.
3. WILDEBEEST - 50 Mil/jam (80 Km/jam)
Wildebeest
adalah binatang lain yang menyandarkan hidupnya pada kecepatannya untuk
menghidar dari pemangsa, binatang ini adalah makanan favorit kucing
besar, itu karna habitat Wildebeest didaratan terbuka Afrika, mreka
adalah komunitas terbanyak yang bisa hidup sampai 20 tahun.
4. SINGA - 50 Mil/jam (80 Km/jam)
Raja dari
segala pemburu, Singa, tidak perlu memiliki kecepatan untuk menjadikan
dirinya sebagai yang terbaik diantara yang terbaik, dalam berburu untuk
melangusngkan hidupnya, mayoritas dikerjakan oleh singa betina, namun
singa jantan yang emosi bisa berlari mencapai kecepatan 80km/jam.
5. RUSA THOMPSON - 50 Mil/jam (80 Km/jam)
Dinamai
setelah penemunya, Joseph thompson, Rusa Thompson diakui di dunia
sebagai rusa terbaik, baik dari segi bentuk fisik, kecepatan, juga
kecerdikannya dibanding jenis rusa lainnya, dalam rangka menghindari
musuh utamanya cheetah, rusa ini bisa mencapai kecepatan 80 km/jam
disertai dengan pergerakan zigzag yang membingungkan, rusa ini juga
memilik ketahanan lebih baik dari cheetah (ibarat motor, rusa thompson
bahan bakarnya lebih irit).
6. KUDA - 47,5 Mil/jam (76 Km/jam)
Jenis kuda
tercepat adalah Quarter Horse, mendapatkan namanya “quarter’ karna dalam
pacuan kuda bisa memimpin pacuan hampir seperempat panjang trek (misal
lintasan 100 mtr, kuda ini bisa finish 25 meter didepan peringkat ke
dua) dari kuda jenis biasa lainnya, kuda ini bisa mencapai kecepatan
maksimal 76 km perjam.
7. RUSA BESAR - 46 Mil/jam (73,6 Km/jam)
Diposting oleh
Nae_28Agustin
di
21.42
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook